Page 47 - Sumsel- Kisah Tiga Pangeran
P. 47

Kami akan mendengarkan engkau membaca Alquran,”
            kata ayahnya.

                 Hari  yang  ditunggu  telah  tiba.  Mulailah  Rhaden
            membaca Alquran dengan khusuk. Para pendengarnya

            terharu,  terpesona,  terkagum-kagum,  dan  tergila-
            gila mendengar kemerduan suara Rhaden. Dia dielu-

            elukan, disentuh, didekap oleh gadis-gadis cantik yang
            mengelilinginya.  Dia  tidak  peduli  dengan  sekitarnya.

            Tanpa menghiraukan keadaan di sekeliling, Rhaden
            membaca Alquran dengan khusyuknya. Rhaden tidak

            menyadari  bahwa  perempuan  dan  laki-laki  tidak
            dapat bersentuhan kalau bukan muhrim. Rhaden terus

            membaca hingga selesai, alangkah hebatnya Rhaden
            memukau penonton yang mendengarkan suaranya nan

            merdu.
                 Giliran  Kiemaspun  dipanggil  Raja  setelah  para

            tamu dan undangan yang menyaksikan Rhaden pulang
            dengan perasaan takjub.

                 “Kiemas,  engkau  mendapat  tugas  pula.  Kerajaan
            kita akan memanggil para ahli bangunan. Kita kumpulkan

            empat puluh orang tersohor dari berbagai negeri. Ini
            ada dua buah gambar. Sebuah gambar engkau telaah

            sendiri.  Gambar  lainnya  dikerjakan  oleh  empat  puluh

                                          39
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52