Page 18 - Asal Nama Desa Taba Padang
P. 18
sangat subur dan belum dikelola oleh masyarakat. Belum
begitu banyak orang yang tinggal di sana. Tanaman apa
saja yang ditaman akan tumbuh subur dan menghasilkan
hasil panen yang sangat banyak.
Kakak tertua pun mengkhayal seandainya mereka
hidup di sana. Selain mampu hidup tanpa dibayang-
bayangi oleh rasa sedih akibat kematian ibunya,
kepindahan mereka ke sana akan mampu mewujudkan
hal yang selama ini sangat ia idam-idamkan. Ia sangat
ingin menjadi seorang pemimpin.
Hari masih gelap. Matahari belum ‘menyengirkan’
sedikit pun sinarnya kepada dunia. Namun, ketujuh
saudara itu sudah bersiap-siap sejak tadi malam.
Hari ini adalah hari mereka akan berangkat ke Pulau
Sumatra. Mereka akan berangkat dengan berjalan kaki
dan nantinya akan menumpang kapal menuju Sumatra.
Dengan diantar oleh deraian air mata warga masyarakat
yang mereka tinggalkan, mereka memulai petualangan.
“Selamat tinggal desaku. Selamat tinggal teman-
temanku, saudaraku semua. Aku tidak akan melupakan
kalian,” ucap Bungsu lirih sambil berjalan mengiringi
langkah keenam kakaknya. Tak terasa air matanya
pun terjatuh di sela-sela langkah kakinya yang lambat.
8