Page 19 - Asal Nama Desa Taba Padang
P. 19

Bungsu berjalan  di tengah  rombongan.  Ia  dilindungi
            oleh  keenam  saudaranya  dari  segala  penjuru.  Ia  pun

            berjalan  sambil  memegang  kantung  kecil yang  berisi
            keperluan  pribadinya  saja.  Ia  tidak  dibiarkan  oleh

            kakak-kakaknya untuk membawa peralatan yang berat.
            Bungsu  terus  berjalan.  Air  matanya  pun  terus  jatuh

            mengiringi langkahnya.
                  “Ambu,  maafkan  Bungsu  meninggalkan  Ambu  di

            sini.” Bungsu berbisik di dalam hati seolah-olah sedang
            berbicara  dengan  ibunya.  Bungsu  sedih  karena  harus

            berpisah  dengan  makam  ibunya,  ia  tidak  tahu  kapan
            lagi bisa kembali mengunjungi tanah kelahirannya dan

            makam ibunya itu.
                  Bungsu dan kakak-kakaknya terus berjalan. Selang

            beberapa  jam,  keenam  kakaknya  selalu  menanyai
            keadaan  Bungsu.  Mereka  takut  adiknya  kelelahan

            karena  terus  berjalan  ataupun  kelaparan.  Di  balik
            kesedihannya, Bungsu merasa bahagia mengingat kasih

            sayang kakak-kakaknya kepadanya hingga lelahnya pun
            tidak begitu terasa olehnya.

                  Hari  demi  hari  pun  berlalu,  mereka  masih  saja
            menempuh  perjalanan  yang  belum  tahu  kapan  akan

            sampainya.   Mereka  melakukan  perjalanan  berhari-



                                          9
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24