Page 22 - Asal Nama Desa Taba Padang
P. 22

“Kakak Sulung, bolehkah aku berpendapat?” tanya
            Bungsu.
                  “Tentu saja boleh, Bungsu,” jawab sang Kakak.

                  “Rasanya aku seperti sudah nyaman berada di sini,
            Kak.  Bolehkan  jika  kita  tidak  melanjutkan  perjalanan

            lagi?” lanjut Bungsu.
                  “Bagaimana  kau  bisa  berkata  seperti  itu?  Tidur
            semalam di sini saja belum?” tanya Sulung penasaran.

                  “Entahlah,  Kak, sungguh  aku  merasa  nyaman  di
            sini. Ada suatu hal yang membuat aku merasa sangat
            ingin tinggal di sini. Akan tetapi, aku tidak tahu apa itu,

            Kak?” jawab Bungsu.
                  “Akan tetapi, di sini masih sepi, Dinda, belum ada
            orang lain,” terang Sulung.

                  “Ada  keyakinan  di  dalam  hatiku  bahwa  tempat
            ini akan ramai oleh orang-orang tidak lama lagi,” kata

            Bungsu.
                  “Baiklah, hari sudah malam, biarkan Kakak berpikir
            malam  ini.  Pergilah  kalian  tidur,”  perintah  Sulung

            kepada adik-adiknya.
                  “Baik,  Kak,”  ujar  Bungsu  diikuti  oleh  kelima

            kakaknya.  Bungsu  dan  kelima  kakaknya  pun  mulai
            berbaring.  Bungsu berbaring  di tenda  kecil buatan
            kakak-kakaknya, sedangkan kelima kakaknya berbaring




                                         12
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27