Page 40 - Asal Nama Desa Taba Padang
P. 40

“Baiklah, Kak, aku menyelesaikan masakanku dulu,
            pasti kakak-kakak sudah lapar,” ujar Bungsu.

                  “Terima kasih, Dik,” jawab Sulung.
                  Tak  lama  kemudian  Bungsu  berangkat  ke  rumah

            Bi Leha.  Sulung  pun  memperhatikan  tubuh  adiknya
            yang  semakin  menjauh.  Ia  kembali  teringat  dengan

            perburuannya  yang  tidak  menghasilkan  hasil  buruan
            seekor  pun.  Ia  merasa  hal  tersebut  adalah  firasat

            tentang  sesuatu  yang  akan  terjadi.  Entah  kenapa,
            walaupun  bangga,  ia  merasa  was-was  dengan  adik

            bungsunya. Perasaan itu baru kali ini mucul di hatinya.
            Sulung  pun  memutuskan  untuk  berjalan  mengelilingi

            desa untuk menenangkan hatinya. Ia melihat desanya
            yang semakin hijau. Banyak tanaman kebutuhan sehari-

            hari  di  pekarangan  pondok  para  warga.  Tak  lupa  ia
            menanyai  beberapa  warga  yang  ia  temui  tentang

            Bungsu.  Semua  warga  yang  ia  tanyai  menerangkan
            bahwa mereka sangat merasa tertolong dengan adanya

            Bungsu dan segala kelebihannya.
                    Sayangnya, kehidupan  di  Desa  Air  Koto  tidak

            berjalan  tenang  sebagaimana  mestinya.  Layaknya
            seorang manusia biasa, Sulung pun memiliki kekurangan.

            Sulung  yang  telah  puas  dengan  kepemimpinannya  di



                                         30
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45