Page 16 - Sumbar-Asal Usul Danau Maninjau
P. 16

Ia sibuk menyiapkan makan pagi untuk sembilan orang
            saudaranya yang akan berangkat ke ladang. Siti Rasani

            memasak  nasi,  lauk-pauk,  dan  sayuran  untuk  Bujang

            Sembilan.  Ia  pun  menyiapkan  minuman.  Tidak  semua

            saudaranya  suka  minum  kopi  pada  pagi  hari.  Kudun,

            Bayua, dan Kaciak lebih memilih minum teh hangat.

                 “Teh  racikanmu  ini  memang  luar  biasa  rasanya,

            Sani,” Kudun memuji sambil menyeruput teh yang masih

            hangat itu.

                 “Persis  rasanya  dengan  teh  buatan  Amak,” kata
            Bayua menambahkan.

                 “Ah, Uda Kudun dan Uda Bayua bisa saja. Hanya

            teh biasa, Uda,” ujar Siti Rasani sambil tersipu.

                 “Rendang  buatanmu  ini  juga  sangat  lezat,  Sani.

            Ditemani pula dengan gulai pucuk ubi ini.” Bayang tak

            mau kalah memuji adik kesayangannya itu.

                 “Ternyata  kau  mewarisi  kecakapan  Amak dalam
            memasak, Dik,” celetuk Galapuang. Ia duduk bersandar

            di kursi yang terletak di sudut ruangan. Ia benar-benar







                                          9
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21