Page 28 - Sumbar-Asal Usul Danau Maninjau
P. 28

“Aduh!  Sakit,  sakit!  Kakiku,” jerit  Kukuban  tiba-
            tiba. Ia pun terkulai di tanah.

                 Rupanya,  tangkisan  kedua  tangan  Giran  telah

            membuat kaki kiri Kukuban patah. Ia pun tidak mampu

            lagi melanjutkan pertandingan dan dinyatakan kalah.

                 Sekalipun  menang,  Giran  tidak  tampak  girang.

            Hatinya sedih. Ia merasa bersalah telah melukai Kukuban.

                 “Maafkan  Giran  ya,  Da.  Giran  hanya  menangkis

            serangan  Uda  tadi,”  pintanya  kepada  Kukuban.

            “Sungguh,  saya  tidak  pernah  bermaksud  mencederai
            Uda,” lanjut Giran. Ia pun terus mencoba memberi

            penjelasan.

                 Untung      tidak   dapat     diraih,   malang     tidak

            dapat  ditolak.  Begitulah  gambaran  nasib  Kukuban.

            Kesombongannya  telah  membuat  harga  dirinya  jatuh.

            Bukan kemenangan yang ia peroleh, melainkan kekalahan.

            Kaki kirinya patah oleh tangkisan tangan Giran.
                 Sejak peristiwa itu Kukuban membenci Giran. Rasa

            kesal  dan  dendamnya  terus  membuncah.  Ia  merasa

            Giran telah mempermalukan dirinya di depan umum.




                                         21
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33