Page 42 - Misteri Telaga Warna
P. 42

“Bagaimana ini, Dinda? Coba kau bujuk anak kita agar

            mengurungkan niatnya,” ujar sang Prabu kepada permaisuri
            yang duduk di sampingnya.

                  “Ampun, Kakang. Dinda sudah berusaha membujuknya.

            Tapi, anak kita tetap bersikeras untuk ikut Kakang berburu.
            Bahkan, keinginannya itu sudah disampaikan kepada Dinda

            sejak beberapa hari lalu,” jawab sang permaisuri.

                  “Lalu, bagaimana? Haruskah aku mengajaknya berburu
            di hutan?”

                  “Sekali-kali ‘kan tidak apa-apa, Kakang. Lagi pula, para

            pengawal juga banyak. Tentu mereka dapat mengawasi dan
            menjaga anak kita selama Kakang berburu.”

                  “Yah, baiklah kalau  begitu.  Tapi, kalau  ada apa-apa,
            Dinda tidak boleh menyalahkan Kakang, ya.”

                  “Nah, begitu, Ayah,” sela Dewi Kuncung Biru kegirangan.

            Ia memang sudah lama ingin ikut berburu, tapi baru sekarang
            direstui oleh ayah bundanya.

                  “Ya, tapi Dewi tidak boleh nakal, ya,” pinta sang Prabu.

                  “Iya, Ayah.”

                  “Berburu itu tidak sebentar, Sayang. Kita bisa menginap
            beberapa  hari  di  hutan.  Apakah Dewi tidak  takut  pada

            binatang?” tanya ayahnya.





                                         36
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47