Page 56 - Misteri Telaga Warna
P. 56

“Apa?  Setiap  helai  rambut  dihiasi  permata?  Apa

            kau  sudah gila?  Mana  mungkin itu dilakukan. Apa kau
            tahu, berapa jumlah  helai rambutmu?  Kalau  semua harus

            dihiasi dengan permata dan berlian, dari mana Ayah harus
            mencarinya?” ujar sang Prabu dengan nada tinggi.

                  “Ananda tidak mau tahu. Yang penting pada pesta itu

            nanti semua harus sudah tersedia,” ujar Dewi Kuncung Biru
            ketus.

                  Sambil  mengucapkan  kata-kata  itu,  ia  bangkit  dari

            tempat duduknya. Ia lalu berlari keluar ruangan dengan
            hati yang dongkol. Tanpa menghiraukan perasaan ayah
            bundanya, ia terus berlari menuju ke kamarnya.

                  Sesampainya di kamar, Dewi Kuncung Biru mengunci

            diri  sambil  menangis tersedu-sedu.  Bantal  dan guling  di
            kamarnya menjadi sasaran kekesalan hatinya. Ia kesal karena

            ayahandanya itu tampak  tidak setuju untuk  memenuhi
            keinginannya.

                  Sementara itu, di ruang keluarga sang Prabu  masih

            terpaku di tempat duduknya. Di sebelahnya, Ratu Purbamanah
            juga masih diam membisu. Keduanya merasa sedih dan kesal

            karena kelakuan putrinya. Mereka tidak mengerti, mengapa
            sikap dan kelakuan putrinya itu demikian.

                  Sang  Prabu  tampak  menarik napas  panjang,  lalu

            dihempaskannya kuat-kuat. Sesudah itu, ia berkata kepada
            permaisurinya.
                                         50
   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61