Page 11 - Riau - Mutiara dari Indragiri
P. 11
“Ya, Nak. Jangan pulang terlalu lama. Ibu hanya sendirian saja di rumah,”
pesan ibu seraya bersiap menutup pintu.
“Ya, Bu. Kami tidak akan lama,” jawab mereka serentak. Mereka
bertujuh berjalan beringan menuju sungai. Ibu menatap kepergian mereka
dengan tersenyum. Lalu, ia pun menutup pintu dan segera menuju dapur.
Ibu akan segera memasak. Ia ingin setelah anak-anaknya pulang dari sungai,
masakannya telah siap dihidangkan.
Ketujuh gadis itu adalah gadis-gadis yang berparas cantik dan berkulit
putih bersih. Namun, dari ketujuh gadis tersebut, si Bungsulah yang berparas
paling cantik, budi pekertinya baik, sikap dan cara bicaranya santun. Bungsu
juga anak yang ringan tangan. Apa pun jenis pekerjaan rumah tangganya, ia
rajin membantu ibunya.
Hal ini membuat ayah dan ibu mereka menjadi lebih sayang kepada si
Bungsu. Keenam saudara bungsu sering merasa cemburu kepada bungsu.
Mereka menganggap kedua orang tua mereka lebih sayang dan lebih
memanjakan si Bungsu.
Hanya berjalan beberapa saat, gadis-gadis cantik itu pun sampai di
sungai. Sungai Indragiri Hilir mengalir tenang dan jernih. Rumput-rumput
yang tumbuh hijau di sepanjang pinggiran sungai seperti pagar panjang yang
berkelok-kelok membelah desa mereka. Pohon-pohon yang tumbuh rindang
menaungi sungai tempat mereka mandi dan mencuci sehingga suasana menjadi
teduh. Ketujuh gadis itu pun bergegas memasuki sungai setelah mengganti
pakaian mereka dengan kain panjang.
“Bungsu, kamu yang mencuci pakaian ya karena kakak-kakakmu akan
saling menggosok punggung dulu,” ujar kakak sulung sambil menyerahkan
bungkusan kain kotor pada si Bungsu. Bungsu menerimanya dengan senang
hati.
“Baiklah, Kak. Biar aku saja yang mencuci pakaian. Kakak-kakak
mandilah dahulu,” ujar si Bungsu seraya segera mencuci pakaian kotor
mereka sekeluarga. Keenam kakak bungsu pun saling menggosok punggung
bergantian. Lalu, mereka berendam, berenang, dan saling memercikkan
air satu sama lain. Semuanya terlihat riang dan gembira. Mandi di sungai
merupakan kegiatan yang paling mereka sukai. Si Bungsu hanya tersenyum
melihat kegembiraan dan keriangan kakak-kakaknya. Ia ikut senang melihat
kakak-kakaknya bercanda dan tertawa bersama.
2