Page 13 - Riau - Mutiara dari Indragiri
P. 13
dengan punggung tangannya. Ibu kaget sekali merasakan badan Bungsu yang
sangat panas.
“Tadi kalian bilang akan menjaga Bungsu dengan baik. Nyatanya apa?
Kalian telah membuat dia seperti ini. Kalian kan tahu dia belum sehat betul.
Seharusnya dia tidak ikut ke sungai.” Ibu marah-marah tak tentu arah.
Keenam gadis itu saling pandang.
“Mengapa Ibu memarahi kami? Bukankah tadi Bungsu yang ingin ikut ke
sungai?” Kakak sulung berkata pada ibu dengan nada tidak senang. Ia merasa
ibu selalu menyalahkan mereka jika ada apa-apa dengan Bungsu. Yang lain
mengangguk-angguk membenarkan ucapan kakak sulung.
“Harusnya kalian ikut melarang adik kalian tadi. Harusnya kalian tidak
berlama-lama mandi dan berenang di sungai, karena kalian juga tahu dia
belum sehat.” Ibu berkata dengan marah sambil mengambil panci dan air.
Dengan sehelai kain lusuh, ibu mengusap leher dan tangan Bungsu. Bungsu
masih belum membuka matanya. Ibu juga masih menangis.
“Ibu ‘kan tahu, kami selalu bermain di sungai. Kami selalu menghabiskan
4