Page 14 - Riau - Mutiara dari Indragiri
P. 14

waktu pagi dengan mandi dan berenang di sungai. Ini bukan kesalahan kami,

                  Bu.” Kakak ketiga ikutan membela diri mereka.
                       “Sudahlah, kalian jangan membantah lagi. Mulai saat ini, kalian jangan
                  pernah mengajak si Bungsu lagi ke sungai, ke hutan ataupun kemana-mana.
                  Si Bungsu tidak boleh lagi pergi kemana-mana.” Ibu memberikan peringatan
                  kepada  keenam  anak  gadisnya.  Ibu  begitu  cemas  melihat  kondisi  Bungsu.

                  Kakak-kakak Bungsu pun segera bangkit dan meninggalkan ibu dan si Bungsu.
                  Mereka merasa kesal sekali. Mereka merasa ibu lebih menyayangi si Bungsu
                  dibandingkan mereka berenam.

                       Setelah  makan  siang, gadis-gadis cantik  itu  bermain-main  di halaman
                  samping rumah mereka. Si Bungsu sudah sadar beberapa saat sebelum makan
                  siang. Akan tetapi, ibu masih setia menungguinya. Ayah, setelah makan siang,
                  kembali lagi ke ladang, mengurus tanaman mereka. Ada-ada saja yang mereka
                  lakukan sampai petang hari. Memanjat buah seri, saling menyisirkan rambut

                  dan menjalinkannya, memetik bunga-bunga yang tumbuh indah di sepanjang
                  pagar  bambu  rumah  mereka.  Meski mereka  tinggal  terpencil  di  pinggiran
                  hutan, jauh dari masyarakat lainnya. Akan tetapi, mereka tidak merasa sunyi

                  ataupun kesepian. Memiliki tujuh orang saudara, gadis muda belia semua,
                  sudah membuat mereka merasa selalu ramai dan gembira.
                       Tidak  terasa  hari  pun  telah  petang.  Ayah  telah  kembali  dari  ladang.
                  Tugas para gadis di petang hari adalah memasukkan ayam dan itik mereka ke
                  kandangnya. Dengan suara riuh mereka berenam berlarian mengejar ayam-

                  ayam peliharaan mereka, menghalaunya masuk ke dalam kandang. Bungsu
                  yang  sudah  merasa  lumayan  sehat,  duduk  di  depan  jendela  menyaksikan
                  kakak-kakaknya melakukan tugas mereka. Bungsu tersenyum-senyum melihat

                  tingkah  laku  keenam  kakak-kakaknya.  Biasanya  Bungsu juga  ikut  dengan
                  kakak-kakaknya  mengurus  ayam  dan  itik  peliharaan  mereka.  Itu  adalah
                  pekerjaan yang menyenangkan buat Bungsu.
                       Keluarga ini memiliki berbagai kebutuhan harian mereka sendiri. Ayam
                  dan  itik mereka  pelihara  agar  bisa  diambil  daging  dan  telurnya.  Sayur-

                  sayuran dan beberapa buah-buahan mereka tanam di ladang untuk kebutuhan
                  mereka sehari-hari. Cabai dan tomat juga ditanam ayah mereka di ladang.
                  Untuk kebutuhan sehari-hari mereka tidak perlu lagi mencarinya ke bandar.

                  Malah hasil ladang mereka bisa dijual ke bandar dan pasar kabupaten setiap










                                                            5
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19