Page 17 - Riau - Mutiara dari Indragiri
P. 17
“Baiklah, Bungsu boleh ikut ke hutan dengan kalian. Akan tetapi, ingat
kalian harus menjaja adik kalian dengan baik.” Akhirnya dengan berat hati,
sang ibu pun melepaskan Bungsu ikut dengan keenam kakaknya. Alangkah
senangnya hati keenam kakak Bungsu.
“Hati-hati ya, Nak. Jangan pulang terlalu sore. Bekal yang telah Ibu
siapkan dimakan sama-sama. Ingat, kejadian pulang dari sungai beberapa
waktu lalu jangan sampai terulang kembali. Jaga Bungsu baik-baik.” Ibu
kembali memberi pesan.
“Baiklah, Bu. Kami akan mengingat semua pesan, Ibu. Ibu jangan khawatir.
Percayalah dengan kami, Bu,” ujar kakak sulung dengan suara tegas. Ia ingin
ibu yakin dengan janji mereka.
Mereka pun segera berangkat ke hutan. Ibu berdiri di pintu melihat
kepergian anak-anaknya. Dalam hati sebenarnya masih ada rasa bimbang.
Akan tetapi, ia juga kasihan melihat Bungsu kesepian sendiri di rumah jika
kakak-kakaknya pergi berenam ke hutan. Ibu tidak tega melihat Bungsu
bersedih. Oleh karena itulah, akhirnya ibu mengizinkan Bungsu ikut dengan
kakak-kakaknya. Sampai anak-anaknya tidak terlihat lagi, ibu baru masuk ke
dalam rumah. Ibu pun bersiap-siap ikut ke ladang dengan ayah. Ibu ingin
membantu pekerjaan ayah di ladang.
Seperti biasa mereka bertujuh berlarian, berkejaran menuju hutan.
Sesekali mereka berhenti memetik buah-buahan yang mereka temukan di
sepanjang jalan. Memakannya dengan penuh kenikmatan. Sesampainya di
hutan, keenam kakak si Bungsu segera memerintahkan si Bungsu untuk segera
menebang pohon-pohon di kiri kanan mereka. Mereka menunjuk pohon-pohon
kecil yang sudah tua yang hampir mati mengering. Mereka sangat mengerti,
tidak boleh menebang pohon sembarangan. Mereka ingin menjaga hutan
mereka dengan baik.
Bungsu pun dengan senang hati melaksanakan perintah kakak-kakaknya.
Bungsu merasa sudah sepatutnya sekarang ia yang melakukan pekerjaan
kakak-kakaknya. Bungsu memiliki hati yang begitu putih. Ia tidak pernah
berprasangka jelek kepada orang lain, apalagi kepada kakak-kakaknya.
Bungsu tidak memiliki teman ataupun sahabat. Teman dan sahabat sekaligus
saudaranya selama ini adalah kakak-kakaknya itu. Oleh sebab itulah, Bungsu
begitu menyayangi mereka.
8