Page 21 - Riau - Mutiara dari Indragiri
P. 21

hutan kemarin masih terasa sakit. Dengan ragu-ragu Bungsu masuk ke dalam

                  air. Luka itu pasti akan terasa sangat sakit jika terkena air.
                       Keenam kakak Bungsu memperhatikan Bungsu dengan mimik wajah yang
                  sulit  ditebak. Mereka  semua  bisa  menyaksikan  betapa  luka-luka  di tangan
                  Bungsu merah dan cukup dalam. Semua ikut meringis ketika Bungsu masuk ke
                  dalam sungai. Sambil memejamkan mata, Bungsu pun membasuh tangannya

                  pelan-pelan. Aneh sekali, tak ada rasa perih yang dirasakan Bungsu. Bungsu
                  pun membasuhnya lagi, berulang kali. Keanehan makin membuat semua kakak-
                  kakak Bungsu tercengang. Luka-luka di tangan Bungsu tiba-tiba menghilang.

                  Tidak meninggalkan bekas sedikit pun. Air sungai yang membasuh tangannya
                  telah menyembuhkan luka-luka di tangan Bungsu tersebut.
                       Keenam  kakak  Bungsu  mengucek-ngucek  mata  mereka.  Memandang
                  kejadian itu dengan tidak percaya. Bungsu pun merasa sangat heran sekaligus
                  takjub. Akhirnya Bungsu tersenyum lega. Ia teringat doanya tadi malam.

                  Ternyata  Tuhan  telah  mendengar  dan  mengabulkan  doanya.  Alhamdulillah,
                  Bungsu mengucap syukur kepada Allah. Mereka pun akhirnya mandi dengan
                  riang dan gembira. Berenang ke sana kemari. Lalu, menyelam dan berlomba

                  siapa  yang  menyelamnya  paling  lama.  Mereka  pun  bertepuk  tangan  ketika
                  kakak sulung memenangkan perlombaan. Menjelang matahari terik, mereka
                  pun bergegas ke luar dari sungai.



                                                          ***





































                                                           12
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26