Page 27 - Riau - Mutiara dari Indragiri
P. 27

seharian  membantu  ayah  di  ladang.  Sementara  itu,  Bungsu  dan  ibu  masih

                  melanjutkan  pekerjaan mereka  di dapur.  Mereka  mencuci  tempat  bekal
                  makanan  siang  mereka  tadi.  Ibu  menyiapkan makan  malam.  Ia  mengolah
                  sayur-sayuran yang dibawa ayah tadi. Untuk lauknya ibu menggoreng telur
                  itik yang diberi cabai.
                       Ibu terkadang kasihan melihat Bungsu. Bungsu sepertinya tidak mengenal

                  capai  dan  lelah.  Ia  masih  mau  ikut  di dapur  sementara  kakak-kakaknya
                  telah  beristirahat  di  ruang  tengah.  Ibu  sebenarnya  tidak  pernah  meminta
                  Bungsu untuk melakukan ini itu, tetapi Bungsulah berkeinginan untuk selalu

                  membantu ibunya.
                       Setelah  selesai  mempersiapkan  hidangan  makan  malam,  mereka  pun
                  makan malam bersama. Sayuran segar yang baru saja dipetik dan langsung
                  dimasak  ibu,  terasa  begitu  sedap.  Semuanya  makan  dengan  lahap.  Rasa
                  lelah dan lapar membuat mereka makan lebih banyak dari biasanya. Hanya

                  beberapa saat setelah makan malam, mereka pun tertidur dengan nyenyak.
                  Sementara Bungsu masuk ke kamar ibunya mengambil celengan bambunya.
                  Bungsu memasukkan uang pemberian ayahnya tadi sore ke dalam celengan

                  tersebut. Setelah itu, Bungsu mendekapnya ke dada. Dalam hati ia berdoa
                  semoga uang tabungannya segera cukup untuk membelikan ayahnya seekor
                  sapi.
                       Jika kelak ayahnya punya sapi sendiri, ayah tidak akan capai-capai lagi
                  mengangkut barang-barang dari ladang ke rumah atau ke bandar dan ke pasar

                  kabupaten. Sapi tersebut bisa digunakan untuk menarik pedati. Di pedati itu
                  ayah  bisa  memuat  barang-barangnya.  Malah ayah  sekalian  bisa  duduk di
                  atasnya. Bungsu memejamkan matanya membayangkan impiannya tersebut.

                  Begitu  mendengar  suara  ibu  mendekat,  Bungsu  buru-buru  memasukkan
                  celengannya ke dalam peti kayu.



                                                          ***





















                                                           18
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32