Page 29 - Riau - Mutiara dari Indragiri
P. 29
pun tertarik dan ikut melihat ke sana. Ternyata kakak-kakak Bungsu pun telah
berada di sana.
“Raja akan mengadakan perlombaan,” bisik kakak sulung pada kakak
kedua.
“Oh, ya? Kita harus ikut lomba tersebut,” ucap kakak kedua dengan penuh
semangat.
“Tentu, kita semua akan ikut dalam perlombaan tersebut,” suara kakak
sulung terdengar yakin.
“Ada apa, Kak?” tanya Bungsu dengan penasaran.
“Raja akan mengadakan lomba merajut, Bungsu,” jawab kakak ketiga
kepada Bungsu.
“Oh, merajut?” Mata Bungsu langsung berbinar. Bungsu sangat tertarik
dengan pekerjaan merajut.
“Bu, Bungsu ikut lomba merajut itu, ya?” ucap Bungsu berbisik di telinga
ibu. Ibu mengangguk sambil tersenyum.
“Iya, Nak. Tentu engkau boleh ikut,” ucap ibu dengan sayang.
“Kita semua akan ikut, Bungsu,” ujar kakak sulung kurang senang
mendengar percakapan Bungsu dengan ibunya.
“Iya, Kak. Baguslah kalau kita semua bisa mengikutinya,” jawab Bungsu
dengan girang.
Menurut selebaran yang ditempel di pasar kabupaten, raja akan
mengadakan lomba merajut untuk gadis-gadis di Kerajaan Indragiri Hilir.
Raja menjanjikan hadiah yang cukup besar bagi pemenang lomba. Raja
mengadakan lomba merajut karena sang putri kerajaan ingin memiliki baju
hangat hasil rajutan tangan. Hasil karya yang disukai oleh sang putri akan
menjadi pemenangnya.
Hari perlombaan masih dua pekan lagi. Mereka masih punya banyak
waktu untuk berlatih.
“Ibu, kalau begitu kita sekarang harus membeli benang dan jarum. Kami
harus berlatih merajut mulai hari ini. Waktu perlombaan masih dua minggu
lagi,” ujar kakak kedua kepada ibunya.
“Oh, iya. Baik lah, Nak. Kita akan membeli benang dan jarum. Ayo, kita
segera ke seberang pasar. Di sana ada orang menjual benang rajut,” ajak ibu
sambil menarik tangan Bungsu. Lalu, mereka pun beramai-ramai menuju ke
toko yang menjual benang tersebut.
20