Page 34 - Riau - Mutiara dari Indragiri
P. 34

Siangnya  gadis-gadis  peserta  lomba  diberi  waktu  istirahat.  Mereka

                  dijamu  makan  siang  di  ruangan  makan  istana.  Sang  putri  terlihat  sangat
                  senang membaur dengan para gadis-gadis desa. Sang raja pun membiarkan
                  putri  satu-satunya  untuk  menikmati  kegembiraannya  bersama  gadis-gadis
                  sebayanya. Karena raja memahami kesepian putrinya selama ini. Sang putri
                  sampai di samping si Bungsu dan kakak-kakaknya.

                       “Hai, siapa namamu? Dari mana asalmu?” sapa sang putri dengan ramah.
                  Bungsu kaget, dan segera menundukkan kepala memberi hormat kepada sang
                  putri.

                       “Saya,  Bungsu, Tuan  Putri.  Saya  dan  kakak-kakak saya  berasal  dari
                  pinggiran Sungai Indragiri Hilir,” jawab Bungsu dengan sopan dan santun.
                       “Oh, kau cantik sekali,” puji sang putri dengan tulus. Bungsu tersenyum
                  malu. Ia merasa tersanjung. Kakak-kakaknya menatap Bungsu dan sang putri
                  dengan rasa tidak senang. Mereka heran, mengapa Bungsu selalu menarik

                  perhatian semua orang. Menjadi kesayangan ayah dan ibu mereka.
                       “Terima  kasih, Tuan  Putri,” ucap  Bungsu  dengan  menundukkan  wajah
                  yang memerah. Seorang putri raja yang cantik jelita memuji dirinya. Bungsu

                  semakin  bertekad  untuk  membuatkan  rajutan  terindah  buat  sang putri.
                  Bungsu tidak lagi memikirkan tentang hadiah atau apa pun. Di hatinya hanya
                  ada satu keinginan, ingin mempersembahkan yang terbaik untuk sang putri.
                  Karena  Bungsu  tidak  menyangka  kalau  sang  putri  adalah  seorang  gadis,
                  seorang putri raja yang baik hati. Sang putri begitu ramah.

                       Sang putri masih berkeliling dan menyapa gadis-gadis lainnya. Ia merasa
                  begitu  senang  menjumpai  banyak  orang  hari  ini.  Apalagi  gadis-gadis  yang
                  mengikuti  lomba  merajut  yang  diadakannya  bersikap  baik  dan  tulus  juga

                  kepadanya. Sang putri merasa mendapatkan sahabat-sahabat yang baik.
                       Setelah  acara  jamuan  makan  siang,  perlombaan  pun  dilanjutkan.  Para
                  gadis  peserta  lomba  kembali  tekun  dengan  rajutannya  masing-masing.
                  Seperti gadis-gadis lainnya, Bungsu pun seperti mendapatkan semangat baru
                  lagi setelah acara makan siang tadi. Sapaan sang putri merupakan motivasi

                  terbaik bagi Bungsu untuk mempersembahkan hasil karya terbaik pada sang
                  putri.
                       Ruangan  lomba  kembali  sunyi  senyap.  Waktu  berjalan  dengan  cepat.

                  Menjelang  sore  peserta  lomba  kembali  diberi  waktu  untuk  beristirahat.
                  Perlombaan akan dilanjutkan esok hari karena sang putri hanya memberikan
                  waktu  dua  hari  kepada  seluruh  peserta  untuk  menyelesaikan  rajutannya.






                                                           25
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39