Page 36 - Riau - Mutiara dari Indragiri
P. 36
Menjelang acara makan malam, gadis-gadis peserta lomba diizinkan bermain-
main di taman istana. Putri meminta mereka semua menginap di istana agar
esok pagi bisa melanjutkan rajutannya lebih awal lagi. Orang tua dan para
pengantar diminta untuk pulang dulu dan esok bisa kembali datang menjemput
anak-anak mereka.
Bungsu mencium tangan kedua orang tuanya. Ia merasa sedih sekali.
Inilah pertama kali Bungsu berpisah dengan ayah dan ibunya. Kakak-kakak
bungsu juga menyalami ayah dan ibu mereka, lalu segera berlalu meninggalkan
ayah dan ibu mereka. Mereka tidak ingin kehilangan kesempatan bermain-
main di taman istana. Hal seperti inilah yang paling mereka sukai. Sementara
Bungsu masih berat melepaskan kepergian ayah dan ibunya.
“Baik-baik di sini ya, Nak. Besok ayah dan ibu akan datang kembali
menjemput kalian.’’ Ibu berpesan sambil memeluk Bungsu dengan penuh
kasih sayang.
“Iya, Bu. Ibu dan Ayah juga baik-baik di jalan. Jika lelah, beristirahatlah
beberapa saat. Jangan sampai Ayah dan Ibu kelelahan,” ujar Bungsu merasa
cemas dengan kedua orang tuanya. Ayah dan ibu tersenyum bahagia. Bungsu
begitu perhatian kepada mereka.
“Iya, Nak. Ayah dan Ibu akan baik-baik saja,” ucap ayah sambil mengelus
rambut Bungsu. Bungsu tersenyum manis. Ia berusaha menyembunyikan
kesedihannya.
“Hai, Bungsu. Rupanya kau di sini.” Tiba-tiba tuan putri yang cantik jelita
telah berada di samping Bungsu. Ia didampingi oleh kedua orang dayang-
dayangnya.
“Eh, iya, Tuan Putri. Ayah dan ibu saya akan segera pulang,” ucap Bungsu
dengan suara pelan.
“Kamu sedih ditinggal ayah dan ibumu? Kamu bisa bermain dengan aku.
Ayo, kita bermain di taman,” ajak sang putri dengan ramah. Ayah dan ibu
Bungsu hanya terbengong-bengong melihat sang tuan putri dan anaknya
yang terlihat begitu akrab. Mereka merasa senang sekali. Ternyata, putri raja
menyukai anaknya. Mereka seperti sahabat lama yang baru bertemu kembali.
“Baiklah, Nak. Ayah dan Ibu pulang dulu ya. Engkau bermainlah dengan
Tuan Putri,” ucap ibu dengan wajah bahagia. Mereka berdua pun segera
berlalu meninggalkan Bungsu dan sang putri. Mereka berjalan beriringan
meninggalkan istana nan megah. Kembali ke gubuk sederhana mereka di
pinggiran Sungai Indragiri Hilir.
27