Page 42 - Riau - Mutiara dari Indragiri
P. 42
“Syukurlah,” ucap ibu dengan senang.
“Bungsu, engkau baik-baik saja, Nak?” tanya ibu sambil memegang kedua
pipi Bungsu dengan tidak tenang. Wajah Bungsu di mata sang ibu terlihat
berbeda.
“Bungsu baik-baik saja, Bu,” jawab Bungsu seraya tersenyum manis.
Bungsu berusaha tersenyum seceria mungkin agar ibu tidak curiga.
“Akan tetapi, matamu berbicara lain, Nak,” ucap ibu dengan tatapan
penuh selidik. Kakak tertua menatap Bungsu dengan tajam. Bungsu menunduk.
“Mungkin karena Bungsu sangat lelah, Bu,” jawab Bungsu mencoba
meyakinkan ibunya.
“Ayo, Bu. Kami sudah lapar. Bisa kita makan sekarang, Bu?” tanya
kakak ketiga seraya duduk menyelonjorkan kakinya di lantai beralaskan tikar
pandan. Cahaya beberapa buah damar terlihat temaram. Semuanya segera
duduk melepaskan lelah.
“Oh, iya. Ibu telah menyiapkan asam pedas baung kesukaan kalian. Ayo,
33