Page 43 - Riau - Mutiara dari Indragiri
P. 43
kita segera makan,” kata ibu dan bergegas ke dapur. Bungsu mengikuti ibunya.
Meski sangat lelah, Bungsu tidak bisa membiarkan ibunya menyiapkan makan
malam seorang diri. Berdua mereka mengangkat nasi, lauk, piring, gelas, dan
teko tempat air. Beberapa saat kemudian, mereka pun telah lahap menyantap
hidangan makan malam yang telah dipersiapkan sang ibu. Nasi dan asam
pedas baung ludes tak bersisa. Ibu tersenyum senang melihat anak-anaknya
makan dengan lahap. Ketujuh gadis itu pun merebahkan badannya di atas
tikar pandan. Mata mereka terasa begitu berat. Hanya satu yang mereka
inginkan saat ini, tidur dengan nyenyak.
Ibu membiarkan anak-anaknya beristirahat. Ia tahu anak-anak gadisnya
pasti sangat lelah, setelah berjalan sekian jauh dari kadipaten kerajaan. Tak
berapa lama, suara dengkuran halus para gadis pun terdengar lembut. Ayah
dan ibu tersenyum bahagia menyaksikan ketujuh anak gadis mereka. Di mata
mereka, ketujuh gadis itu terlihat begitu cantik.
***
34