Page 53 - Riau - Mutiara dari Indragiri
P. 53
ke pergelangan baju hangat tersebut.” Tuan putri menjelaskan dengan
terperinci. Kakak sulung terpana. Jantungnya berdetak lebih cepat.
“Baik, Tuan Putri. Akan saya laksanakan. Akan tetapi, Tuan Putri,
bolehkah saudara-saudaraku juga ikut tinggal di istana menemaniku? Sejak
dari kecil kami selalu hidup dan tinggal bersama-sama,” ucap kakak sulung
dengan suara memohon.
“Tidak masalah. Silakan kalian semua tinggal di sini sampai gaun rajutan
aku selesai,” ucap tuan putri dengan ramah. Kakak sulung menarik napas
lega. Saudara-saudaranya yang lain pun merasa gembira. Tinggal di istana
bagi mereka sangat menyenangkan. Hanya Bungsu yang kurang berkenan.
Bungsu ingat ayah dan ibunya yang akan kesepian tanpa anak-anaknya di
rumah. Bungsu ingin pulang saja ke desanya menemani ayah dan ibunya.
“Terima kasih, Tuan Putri,” ucap kakak sulung dengan suara riang.
Hatinya mengucap syukur berulang kali.
“Ini benang dan peralatan merajutnya. Ruangan ini bisa kalian gunakan
selama berada di istana. Jika merasa bosan kalian bisa bermain di taman
istana. Pelayan istana akan mengurus makan dan keperluan kalian yang
lainnya,” kata tuan putri seraya beranjak pergi.
“Sekali lagi terima kasih, Tuan Putri,” ucap mereka serentak. Tuan putri
mengangguk dan tersenyum manis. Ia pun segera berlalu meninggalkan tujuh
bersaudara itu.
“Bungsu, ayo cepat. Kerjakan rajutan yang diinginkan oleh tuan putri.”
Kakak sulung memerintahkan Bungsu dengan sedikit berbisik. Diserahkannya
jarum dan benang kepada Bungsu. Bungsu menerimanya dengan ragu-ragu.
“Ayo, cepat! Kita tidak punya banyak waktu. Semakin cepat kita bisa
menyelesaikan pesanan sang putri, akan semakin baik. Kita bisa pulang ke
rumah secepatnya. Kasihan ayah dan ibu hanya berdua di rumah.” Kakak
sulung sengaja memberikan alasan yang masuk akal. Ia tahu, Bungsu pasti
tidak akan tega kalau sudah mendengar tentang ayah dan ibu mereka.
“Baiklah, Kak. Aku akan mencoba menyelesaikan secepatnya,” Akhirnya
Bungsu pun menurut. Bungsu tidak punya pilihan lain. Meski dalam hati
sebenarnya ia menolak. Lagi-lagi kakak sulung kembali melakukan kecurangan.
Bungsu hanya bisa membatin dalam hati. Akan tetapi, ia tetap mengerjakan
permintaan tuan putri dengan sepenuh hati. Bungsu menghormati dan
menyayangi tuan putri karena tuan putri begitu baik kepadanya. Untuk itu,
44