Page 15 - Cerita Naga Emas Danau Ranau
P. 15

”Datuk,  kami  tak  sanggup  lagi  melanjutkan
            pencarian,”  ujar  Bilu  kepada  kepala  kampung  yang

            mereka sapa dengan sebutan ”Datuk”.

                ”Iya, Datuk. Kami baru saja lepas dari incaran maut

            gara-gara tugas yang kami emban ini,” lanjut Mopang.
                ”Baiklah,  kalian  tenang  dulu.  Ceritakanlah  kepada

            kami  peristiwa  yang  sudah  kalian  alami  hingga  wajah

            kalian pucat pasi begini!” ujar kepala kampung.

                Bilu dan Mopang pun sesaat menarik nafas dalam,
            lalu  meminum teh hangat yang sudah disediakan oleh

            istri kepala kampung.

                Bilu mulai bercerita, ”Datuk, kami baru saja melihat

            sebuah pohon besar yang sangat tinggi. Pohon tersebut
            memiliki batang yang sangat kokoh dan daun yang sangat

            rindang. Cabang-cabang pohon itu menjulur hingga kami

            tak dapat melihat ujungnya. Begitu besarnya pohon itu,

            satu cabangnya saja dapat menampung balai desa ini
            dan seisinya.”

                Warga  yang  hadir  dan  mendengar  cerita  Bilu

            berdecak  kagum.  Mereka  membayangkan  di  dalam






                                          6
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20