Page 17 - Cerita Naga Emas Danau Ranau
P. 17

hanya menunggu kalimat demi kalimat keluar dari mulut
            Bilu dan Mopang.

                Sambil menunduk, Bilu melanjutkan ceritanya, ”Hati

            kami  seperti  teriris  dan  sedih  tatkala  kami  semakin

            dekat ke pohon itu. Seolah-olah kami mendapat bisikan
            dan dituntun untuk terus mendekati pohon. Saya dan

            Mopang terus berjalan hingga kami sampai di rumpun

            pohon besar itu. Suara bisikan semakin kuat menuntun

            kami  memanjat  pohon  itu.  Kalau  membayangkannya
            sekarang, rasanya mustahil bagi siapa pun untuk dapat

            naik ke pohon itu tanpa bantuan alat untuk memanjat

            pohon. Akan tetapi, kami dengan mudah dapat berjalan

            menaiki pohon itu.”
                Bilu sesaat berhenti bercerita dan kembali menarik

            nafas  dalam.  Setelah  meneguk  teh  hangat  yang

            disediakan, Bilu melanjutkan ceritanya.

                ”Untungnya,  kami  tiba-tiba  seperti  terbangun
            dari  tidur  saat  mendengar  suara  petir  yang keras.

            Langkah  kaki  kami  tiba-tiba  terhenti  dan  kami  jatuh

            dari pohon yang sudah kami naiki hampir setinggi tiga

            meter.  Kami berusaha  menjauh  dari  pohon  besar  itu.



                                          8
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22