Page 18 - Cerita Naga Emas Danau Ranau
P. 18

Sekonyong-konyong kami tak bisa bergerak. Kaki kami
            seperti terpaku ke bumi. Kami berteriak sekuat tenaga

            dan  mengerahkan  segenap  sisa  tenaga  yang  kami

            miliki.  Akan  tetapi,  tubuh  kami  terasa  kaku.  Semakin

            kami  berteriak  dan  berusaha  lari,  kaki kami  semakin
            terasa  kaku.  Kami  pun hampir  kehabisan  tenaga  dan

            mulai  pasrah  dengan  segala  kemungkinan  yang  akan

            menimpa.  Perlahan  Mopang  berbisik  kepada  saya

            bahwa ayahnya pernah berpesan untuk tidak melawan
            kekuatan  dengan  kekuatan.  Kami  memasrahkan  diri

            kepada Yang Mahakuasa. Akhirnya, perlahan kami bisa

            melepaskan  diri.  Kami  berusaha  lari  sekuat  tenaga..

            Dari  kejauhan  kami  mendengar  suara  menderu  yang
            berusaha  mengejar  kami.  Syukur  kami  bisa  memasuki

            kampung  dengan  selamat.  Kami  tidak  tahu  apa yang

            akan terjadi kalau saja suara petir yang menggelegar

            tidak menyadarkan kami.”
                Sampai  di situ  Bilu menghentikan  ceritanya.

            Keletihan  dan  ketakutan  masih  terlihat  di  wajahnya.

            Mopang yang saat itu duduk di sebelah Bilu melanjutkan

            cerita Bilu.



                                          9
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23