Page 23 - Cerita Naga Emas Danau Ranau
P. 23

Rakian  Sukat  tertegun  karena  tiba-tiba  dari  arah
            berlawanan  seorang  laki-laki  tua  berjanggut  putih

            berjalan  tergopoh-gopoh  ke  arahnya.    Rakian  Sukat

            melempar senyum untuk menyapa si bapak tua.

            Mereka pun akhirnya saling memperkenalkan diri.
                ”Masyarakat memanggil saya dengan sebutan ’Buya

            Ratun’,” ujar si bapak tua memperkenalkan diri.

                ”Kalau boleh tahu, hendak kemanakah Ananda ini?”

            lanjutnya.
                ”Saya     hendak     melakukan      pertapaan      untuk

            mendekatkan diri kepada Yang Mahakuasa, Buya. Naluri

            saya  mengatakan  agar  saya  melakukan  pertapaan  di

            atas bukit di hutan sana,” ujar Rakian dengan santun.
                Buya Ratun sejenak tertegun.

                ”Apakah  Ananda  sebelumnya  pernah  ke  hutan  itu

            atau sudah tahu tentang hutan itu?” tanya Buya Ratun

            lagi dengan tatapan serius.
                ”Tidak, Buya, saya sama sekali belum tahu tentang

            hutan itu. Saya hanya mengikuti kata hati saya. Guru

            saya mengatakan bahwa di mana pun tempat di bumi

            ini  baik selama  kita  juga  baik.  Oleh  karena  itu,  saya



                                          14
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28