Page 54 - Cerita Naga Emas Danau Ranau
P. 54

”Anak Muda, tunggu! Siapa namamu? Ini ambillah
            bayaran untuk kerbau betinamu.”

                ”Saya  Samin,  Tuanku.  Maaf,  Tuanku,  saya  tidak

            mengharapkan  imbalan  itu.  Saya  hanya  ingin  wabah

            penyakit  di negeri  kita  ini  segera  lenyap.  Saya  akan
            mengambil  sepasang  kerbau  itu  dan  membawanya

            kemari.”

                ”Baiklah, Samin! Bawalah segera kerbau itu kemari.

            Kita  hanya  punya  waktu  sampai  esok  sebelum  fajar
            untuk menemukan akar pohon itu.”

                Rakian Sukat, Samin, dan beberapa warga Kampung

            Sukau pun segera membawa sepasang kerbau putih ke

            tepi  danau  dan  menyembelihnya.  Mereka  yang  hadir
            melayangkan pandangan ke sekitar danau untuk mencari

            tahu dari arah mana danau gaib itu akan muncul. Tiba-

            tiba  saja  seorang  laki-laki  tua  yang  mengenakan  ikat

            kepala hitam menunjuk ke arah timur.
                ”Tuanku, lihat itu! Mungkin gua itulah yang sedang

            kita cari.”

                Tanpa berpikir panjang, Rakian Sukat segera berlari

            ke arah gua dengan kencang. Di pintu gua Rakian Sukat



                                          45
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59