Page 12 - Cerita Nome
P. 12

membawa pulang rezeki yang banyak, supaya ibu dapat memasak lagi makanan

                  yang  enak-enak  untukmu.  Ibu  ingin  semua  kebutuhanmu  dapat  terpenuhi
                  dengan  baik.  Namun,  hasil  dari  ibu  bekerja  sampai  sekarang  belum  cukup
                  untuk  memenuhi kebutuhan hidup kita sehari-hari secara layak. Rumah kita
                  pun semakin lama semakin bertambah buruk saja kondisinya. Atapnya bocor
                  di mana-mana. Dinding rumah pun sudah begitu rapuh. Meskipun begitu, ibu

                  selalu  berharap  semoga  kehidupan  kita  segera  berubah  menjadi  lebih  baik
                  agar kita dapat memperbaiki rumah kita. Ibu berangkat, Nome. Selama kau
                  tidur, kuncilah pintu rumah,” kata ibu Nome.

                       “Ya Bu,  hati-hati di jalan!” kata Nome.
                       Setelah  ibunya  berangkat  bekerja,  Nome  kembali  tidur.  Ibu  Nome
                  membiarkannya  saja.  Semenjak  bapak  Nome  masih  ada,  ibu  Nome  sudah
                  mengetahui persis kebiasaan anaknya. Sejak kecil Nome sangat dimanjakan,
                  terutama  oleh  bapaknya.  Ia  tidak  dibiasakan  untuk  membantu  bapak  dan

                  ibunya. Beberapa waktu yang lalu ibu Nome pernah menyuruh Nome untuk
                  menjerang  air  di  perapian.  Akan  tetapi,  Nome  malah  tertidur  setelah
                  menjerang  air  sehingga  air  di  dalam  kuali  sampai  habis.  Ibu  Nome  yang

                  kehausan  setelah  pulang  bekerja  harus  menahan  rasa  hausnya  hingga  air
                  yang dimasaknya mendidih. Sejak itu ibu Nome tidak lagi meminta bantuan
                  Nome untuk menyelesaikan tugas-tugas di rumah.
                       Ibu Nome segera berangkat menuju ke sawah dan kebun milik orang lain.
                  Keluarga mereka tidak memiliki sawah dan kebun. Ayah Nome sudah meninggal

                  dunia.  Semenjak  itu,  ibu  Nome  harus  bekerja  untuk  memenuhi  kebutuhan
                  sehari-hari.  Ketika  ayahnya  masih  ada,  Nome  tidak  dibiasakan  membantu
                  orang tuanya. Hampir setiap hari sejak kecil hingga menjadi pemuda, Nome

                  menghabiskan waktunya dengan makan, tidur, dan bermain bersama teman-
                  temannya. Oleh karena itu, ia diberi nama Nome. Nome dalam bahasa Gayo
                  berarti ‘tidur’.
                       Ibu  Nome  bekerja  dengan  giat.  Ibu  Nome  bekerja  di  sawah  untuk
                  menanam, menyiangi, dan memotong padi. Ia juga bekerja mengangkut dan

                  menumbuk padi menjadi beras. Apa pun pekerjaan yang dapat menghasilkan
                  penghasilan yang halal dilakukan oleh ibu Nome. Meskipun sudah bekerja keras,
                  penghasilan yang diterima ibu Nome sangat sedikit. Bahkan, penghasilan yang

                  didapatkannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari.
                  Ketika musim sawah dan musim kebun usai, ibu Nome tidak memiliki pekerjaan
                  yang dapat menghasilkan uang. Oleh karena itu, ketika tidak memiliki pekerjaan






                                                            3
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17