Page 24 - Cerita Nome
P. 24

kata laki-laki itu dengan marah. Laki-laki itu menatap dengan tajam ke arah

                  kucing yang kini menggerak-gerakkan kepalanya ke arah kaki Nome.
                       “Aku akan menolongmu kucing,” kata Nome pada kucing itu.
                       “Ayo ke sini, kucing!” teriak laki-laki itu pada kucing yang kini berbaring
                  di dekat kaki Nome.
                       “Kau tetap di sini, kucing. Aku akan berbicara kepada orang yang telah

                  memukulimu,” kata Nome.
                       “Meong,” kucing itu mengeluarkan suaranya, sepertinya ia mengerti yang
                  dikatakan oleh Nome. Nome pun berbicara lagi dengan laki-laki tadi.

                       “Kucing ini mencuri makanan karena lapar. Kucing ini juga perlu makan
                  dan minum untuk bertahan hidup seperti kita manusia. Kasihanilah kucing ini!
                  Dia sama seperti kita manusia, dapat merasakan sakit apabila dipukuli. Jika
                  tidak ingin disakiti, jangan sesekali menyakiti makhluk lain, termasuk hewan.
                  Kau juga harus menyayangi hewan karena dia juga makhluk ciptaan Tuhan,

                  sama seperti kita,” kata Nome.
                       “Aku sangat kesal pada kucing ini. Keadaan keluargaku sekarang  sedang
                  susah, untuk dapat membeli makanan sehari-hari saja keluargaku sekarang

                  mengalami kesulitan,”  kata orang itu.
                       “Meskipun  keadaan  keluargamu  sedang  kesulitan,  kau  tetap  dapat
                  menolong makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya. Sedikit makanan saja sudah
                  dapat mengganjal perut kucing ini. Kita tidak harus menunggu menjadi orang
                  kaya untuk dapat menolong makhluk lainnya,” kata Nome.

                       Laki-laki  itu  diam  mendengarkan  nasihat  Nome.  Ia  tampak  menyesal
                  setelah memukul kucing itu. Beberapa kali ia mengelus kepala kucing yang
                  telah dipukulinya tadi.

                       “Maafkan aku!” ucap laki-laki itu.
                       “Sekarang bolehkah aku membawa kucing ini bersamaku?” tanya Nome.
                       “Tentu saja, kau boleh membawanya. Ambillah dia untukmu!” kata laki-
                  laki itu.
                       Nome  segera  menggendong  kucing itu  dan  membawanya  pulang  ke

                  rumah. Ibu Nome yang sudah menunggu kedatangan Nome sejak sore tampak
                  terkejut ketika ia pulang dengan membawa seekor kucing.
                       “Nome, lama sekali kau pergi, apa kau sudah mendapatkan pekerjaan?”

                  tanya ibu Nome.
                        “Belum, Bu, aku belum mendapatkan pekerjaan. Hanya kucing ini yang
                  aku dapatkan hari ini,” kata Nome.






                                                           15
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29