Page 33 - Cerita Nome
P. 33

“Kita akan pergi ke mana, Ibu?” tanya Nome kepada ibunya.

                       “Apakah kau sudah lupa bahwa malam ini keluarga Bu Rasih mengundang
                  kita di kenduri syukuran atas hasil panen berlimpah yang mereka dapatkan
                  dari kebun kopi mereka,” kata ibu Nome mengingatkan anaknya.
                       “Oh, ya, Ibu benar. Aku juga diundang oleh keluarga mereka. Akan tetapi,
                  malam ini aku tidak dapat ikut bersama Ibu. Ibu sajalah yang pergi. Tolong

                  Ibu  sampaikan  permintaan  maafku  kepada  keluarga  Bu  Rasih  karena  aku
                  tidak  dapat  memenuhi  undangan  kenduri  di  rumah  mereka.  Malam  ini  aku
                  harus menjaga rumah,” kata Nome yang belum menceritakan kepada ibunya

                  mengenai sarung ular yang diterimanya.
                       “Nome, untuk apa kau menjaga rumah kita? Kita tidak memiliki barang
                  berharga apa pun. Jadi, kau tidak perlu menjaga rumah kita,” ucap ibu Nome.
                       “Ibu, izinkan aku tetap tinggal di rumah malam ini, hanya malam ini saja,”
                  kata Nome yang masih enggan untuk ikut pergi bersama ibunya.

                       “Hari sudah malam, Nome. Malam begitu gelap, ibu tidak berani pergi
                  sendiri karena rumah yang akan dituju agak jauh dari rumah kita. Oleh karena
                  itu, kau harus menemani ibu untuk pergi ke sana,” kata ibu Nome.

                       Nome  berpikir  sebentar.  Meskipun  Nome  lebih  memilih  untuk  tinggal
                  di rumah  malam  itu  agar  dapat  menjaga  sarung  ular,  ia  pun  tidak  dapat
                  membiarkan ibunya pergi sendiri di malam hari. Apalagi rumah mereka berada
                  jauh dari rumah tetangga lainnya.
                       “Baiklah,  Ibu, aku  akan  pergi bersama  Ibu.  Ibu  bersiap-siaplah  untuk

                  pergi,” kata Nome yang kemudian masuk ke dalam rumah untuk menuju ke
                  tempat  ia  menyimpan  sarung  ular.  Setelah  memastikan  sarung  ular  sudah
                  disimpannya dengan baik, ia pun bersiap-siap untuk pergi bersama ibunya.

                       Ketika Nome dan ibunya malam itu pergi ke rumah tetangga mereka yang
                  mengadakan kenduri syukuran, orang itu pun mengendap-ngendap masuk ke
                  dalam rumah Nome.
                       “Nome, kau menyimpan sarung ular milikmu di tempat yang sangat mudah
                  untuk aku temukan,” kata orang itu yang dengan mudah dapat membuka pintu

                  rumah Nome yang terbuat dari kayu dan anyaman daun.
                       Ia  mengambil  sarung  ular  yang  disembunyikan  oleh  Nome  di  dalam
                  rumah. Ketika itu anjing yang dipelihara Nome sedang pergi bermain bersama

                  anjing-anjing lain sehingga ia tidak mengetahui ada orang tak dikenal datang
                  ke rumah Nome.








                                                           24
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38