Page 35 - Cerita Nome
P. 35

3

                                       PENCURI SARUNG ULAR






                       Orang  yang  mengambil  sarung  ular  milik  Nome  mengayuh  perahunya
                  dengan cepat. Ia ingin segera sampai di pulau yang ditujunya. Sebelum orang

                  itu sampai di tepi danau, sejak orang itu masih berada di rumah Nome, ada
                  sepasang mata bulat berwarna kuning kehijauan yang menyaksikan perbuatan
                  orang itu di rumah Nome.
                       Sepasang mata itu milik kucing Nome. Kucing itu sedang berada di rumah
                  ketika semua penghuni rumah lainnya pergi. Kucing itu mengikuti langkah-

                  langkah kaki si pencuri sarung ular ketika meninggalkan rumah Nome. Namun,
                  kucing itu hanya dapat mengikuti orang itu sampai di tepi danau. Ketika orang
                  itu naik ke perahu, kucing itu tidak dapat mengikutinya lagi. Kucing itu pun

                  pulang kembali ke rumah Nome.
                       Pencuri sarung ular itu terus mengayuh perahu hingga sampai ke suatu
                  pulau  terpencil.  Tidak  ada  seorang  pun  berada  di sana  kecuali  si pencuri
                  sarung ular itu. Pencuri sarung ular melihat keadaan di sekelilingnya. Hanya
                  ada beberapa hewan yang hidup di pulau itu. Rimbunnya pepohonan menaungi

                  pulau itu. Banyak tanaman buah dan sayur di tempat itu. Si pencuri sarung
                  ular yakin ia akan mempunyai bekal yang cukup untuk makanan sehari-hari.
                       “Aku akan tinggal di pulau ini untuk sementara waktu. Setelah kekayaan

                  dari sarung ular aku dapatkan, aku akan pulang ke kampung. Aku tidak akan
                  menjadi orang miskin lagi. Sebentar lagi aku akan menjadi orang yang paling
                  kaya di kampung. Semua orang akan menghormatiku,” khayal pencuri itu.
                       Pencuri sarung ular mengeluarkan sarung ular dari bungkusannya. Sarung
                  ular yang berwarna putih keemasan itu tampak berkilau-kilau ditimpa cahaya

                  matahari pagi. Pencuri sarung ular itu memandang ke sekeliling sarung ular
                  itu. Sarung ular itu dibalik-balikkannya beberapa kali. Ia tampak kebingungan.
                       “Hai sarung ular, berikan kekayaan yang aku inginkan. Aku ingin emas

                  dan permata,” kata si pencuri sarung ular itu.
                       Pencuri sarung ular menunggu sejenak. Ia berharap ada keajaiban yang
                  terjadi. Akan tetapi, beberapa lama ia menunggu, tidak ada sesuatu pun yang
                  terjadi.








                                                           26
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40