Page 37 - Cerita Nome
P. 37
“Pak, apakah saya boleh mencicipi satu buah langsat ini sebelum saya
membelinya?” tanya salah satu pembeli kepada orang itu.
“Ya, Ibu boleh mencicipinya,” kata orang tersebut.
Pembeli tersebut mencicipi satu buah langsat dan ia tampak puas dengan
rasa langsat itu. Ia meminta orang tersebut membungkus beberapa tumpuk
langsat yang dibelinya.
“Ibu itu sudah mencicipi langsat yang dijual di kedaiku satu buah.
Jadi, aku akan mengurangi sebagian dari buah langsat yang ia beli sebagai
pengganti buah langsat yang telah dimakannya tadi. Meskipun hanya satu
buah yang dicicipinya dan ia juga sudah meminta izin kepadaku, aku dapat
saja mengalami kerugian. Jadi, aku akan mengurangi langsat yang dibelinya
hingga beberapa buah. Buah langsat yang aku kurangi dari setiap tumpukan
langsat tadi akan aku jual lagi kepada pembeli lain dan aku akan mendapatkan
keuntungan yang lebih banyak,” gumam orang itu sambil tersenyum licik.
Setelah pembeli tadi berlalu pergi, kemudian datanglah seorang pembeli
lagi yang hendak membeli jeruk. Pembeli itu tampak terburu-buru.
“Pak, apakah jeruk ini rasanya manis?” tanya pembeli itu.
“Tentu saja rasanya manis. Coba saja Bapak lihat warna kulit buahnya
yang kuning oranye dan tampak begitu berkilat,” kata orang itu.
“Kalau begitu, saya akan membeli sepuluh tumpuk jeruk. Saya akan
menghidangkan jeruk itu untuk tamu penting yang akan menghadiri jamuan
makan di rumah saya,” kata si pembeli jeruk.
Orang itu segera membungkus sepuluh tumpuk jeruk yang diminta oleh
pembeli. Setelah pembeli itu pergi, penjual itu tertawa-tawa.
“Jeruk yang dibeli orang itu rasanya sangat asam. Orang itu tidak dapat
membedakan mana jeruk yang manis dan mana jeruk yang asam. Aku tidak
peduli, yang penting bagiku, aku mendapatkan banyak keuntungan,” gumam
orang itu.
Setelah pembeli jeruk pergi, seorang pembeli lain datang untuk membeli
keripik talas.
“Pak, apakah keripik talas ini masih baru?” tanya pembeli itu sambil
menunjuk ke arah beberapa keranjang yang berisi keripik talas.
“Ya, keripiknya masih baru. Coba saja ibu cicipi!” kata orang itu.
Orang yang akan membeli keripik talas itu mencicipi beberapa iris keripik
talas. Ia tampak mengangguk-anggukkan kepalanya karena keripik talas yang
dicicipinya begitu renyah dan enak rasanya.
28