Page 41 - Cerita Nome
P. 41
“Hidup kita akan berubah seperti apa, Nome? Pekerjaan saja kau tidak
punya. Dari mana kau akan mendapatkan uang untuk biaya hidup setelah
menikah nanti?” ibu Nome masih terus menyadarkan Nome akan keadaan
kehidupan mereka yang hidup dalam kemiskinan.
Nome terdiam mendengar perkataan ibunya. Ibunya mengatakan hal
yang benar. Kehidupan Nome dan ibunya begitu jauh berbeda dengan keadaan
kehidupan putri raja yang hidup dalam keadaan berkecukupan.
“Lebih baik sekarang kau mencoba lagi untuk mendapatkan pekerjaan.
Setelah itu, ibu akan mempertimbangkan permintaanmu untuk meminang
putri raja,” kata ibu Nome.
“Baiklah ibu, aku akan menunjukkan pada ibu bahwa aku dapat bekerja,”
kata Nome sebelum meninggalkan rumah.
Kali ini Nome menuju ke kebun kentang milik salah seorang penduduk.
Beberapa orang pekerja sedang mencabut batang-batang kentang. Kentang-
kentang itu lalu dibersihkan. Nome mendekat ke arah seorang wanita, si
pemilik kebun.
“Bibi, bolehkah aku membantu mencabut dan membersihkan kentang?”
tanya Nome kepada wanita pemilik kebun.
“Tentu saja, Nome. Kau boleh membantuku. Batang kentang yang harus
dicabut dan dibersihkan masih sangat banyak. Orang-orang yang bekerja di
kebunku hanya tiga orang dan mereka tidak akan sanggup menyelesaikan
semua pekerjaan hari ini karena kebun kentang ini sangat luas. Padahal, hasil
panen kentang ini harus segera dibawa hari ini juga ke pasar. Ada beberapa
penjual yang akan membelinya,” kata wanita pemilik kebun.
“Terima kasih, Bibi sudah mengizinkanku bekerja di kebun ini,” kata
Nome yang segera bergegas menyelesaikan pekerjaannya untuk memanen
dan membersihkan kentang.
Meskipun peluh bercucuran di tubuhnya, Nome tetap bersemangat untuk
menyelesaikan pekerjaannya. Dalam waktu yang sebentar saja Nome sudah
berhasil memanen sepuluh karung kentang. Setelah Nome menyelesaikan
pekerjaannya di kebun kentang, wanita si pemilik kebun kentang menyerahkan
uang sebagai upah untuk pekerjaan yang telah diselesaikan Nome.
“Terima kasih, Bibi,” ucap Nome dengan gembira ketika menerima upah
hasil dari pekerjaannya.
32