Page 48 - Cerita Nome
P. 48
Putri ketujuh menantikan kedatangan ibu Nome di taman istana setelah
mendapatkan pesan dari ayahnya untuk menemui ibu Nome. Ketika itu putri
ketujuh sedang membantu pelayan istana untuk memetik bunga-bunga yang
digunakan untuk menghiasi istana.
“Putri ketujuh sangat rajin. Semoga dia mau menjadi menantuku,” harap
ibu Nome.
“Bibi, apa maksud kedatanganmu kemari? Katakanlah, Bibi!” kata putri
ketujuh ketika melihat kedatangan ibu Nome.
“Sebelum aku menyampaikan maksud kedatanganku padamu Putri,
minumlah air tebu ini. Air tebu ini aku buat khusus untukmu,” kata ibu Nome.
“Terima kasih, Bibi. Aku akan meminumnya,” kata putri ketujuh yang
segera meneguk air tebu yang dibawakan oleh ibu Nome untuknya.
“Bagaimana rasanya?” tanya ibu Nome.
“Rasa air tebu ini sangat manis, Bibi. Aku sangat menyukainya. Anak Bibi
pasti sangat senang memiliki ibu yang baik seperti Bibi,” kata putri ketujuh.
“Jika begitu, maukah Putri menjadi menantu bibi? Bibi senang apabila
dapat mempunyai menantu yang baik dan rajin sepertimu,” kata ibu Nome.
“Aku mau menjadi menantu Bibi. Aku mengenal Nome dan aku mengetahui
bahwa sikap dan perilakunya baik. Lagipula dia sekarang sudah menjadi
pemuda yang rajin. Aku yakin dia dapat menjadi orang yang berhasil,” kata
putri ketujuh.
Setelah mendengar jawaban dari putri ketujuh, ibu Nome menemui raja
dan menyampaikan jawaban putri ketujuh kepada raja.
“Jika putri ketujuh sudah setuju, aku pun menerima keputusannya.
Beberapa hari lagi kau dan anakmu dapat datang melamar dengan membawa
berbagai perlengkapan. Bawalah barang-barang yang pantas untuk melamar
putriku,” kata raja.
Ibu Nome mengucapkan terima kasih atas kesediaan raja untuk menerima
anaknya sebagai menantu raja. Setelah itu ia berpamitan untuk kembali ke
kampungnya. Ia ingin segera menyampaikan kabar gembira itu kepada Nome.
Meskipun ada kegundahan di dalam hati ibu Nome karena ia mengetahui
bahwa Nome tidak memiliki harta dan barang berharga yang dapat digunakan
untuk melamar putri raja.
“Ibu, aku akan memenuhi permintaan raja,” kata Nome pada ibunya.
39