Page 51 - Cerita Nome
P. 51

“Ya, kau benar, kucing. Tadi aku sangat lapar,” kata anjing.

                       “Ini makanlah sedikit lagi,” kata kucing sambil menyerahkan sebungkus
                  makanan lagi kepada anjing.
                       Anjing segera menyambut bungkusan makanan yang disodorkan kucing.
                  Ia kembali makan dengan lahap. Kucing pun memaklumi bahwa anjing memang
                  memerlukan makanan yang banyak. Setelah angin kencang reda, anjing dan

                  kucing meneruskan perjalanan mereka.  Ketika mereka sedang mendayung
                  perahu, tiba-tiba saja dayung perahu yang mereka gunakan patah.
                       “Bagaimana ini? Dayung perahu kita patah. Dayung perahu ini terbuat

                  dari  kayu  yang  rapuh  sehingga  mudah  patah.  Apalagi  tadi  kita  melewati
                  bagian danau yang pusaran airnya kencang,” kata anjing.
                       “Coba kaulihat di tepi danau. Ada gajah yang sedang minum air. Semoga
                  saja kita dapat meminta pertolongannya untuk membantu kita mendapatkan
                  kayu yang dapat digunakan untuk menjadi dayung perahu,” kata kucing.

                       Anjing  berseru-seru  dari  kejauhan  untuk  memanggil  gajah.  Gajah
                  menolehkan kepalanya, ia mencari asal suara yang memanggil namanya.
                       “Ada apa anjing? Mengapa kau memanggilku?” tanya gajah yang menuju

                  ke dalam danau. Ia menuju ke tempat kucing dan anjing berada.
                       “Gajah, aku memerlukan bantuanmu. Tolong ambillah bagian dari pohon
                  kayu yang kuat untuk dijadikan dayung. Dayung perahu kami patah terkena
                  pusaran air,” kata anjing.
                       “Baiklah, aku akan membantu kalian. Tunggulah di sini,” kata gajah yang

                  segera  menemukan  bagian  dari  pohon  kayu  yang  dapat  dijadikan  dayung
                  perahu.  Tidak lama  kemudian  ia  sudah  kembali  lagi  ke tempat  kucing dan
                  anjing berada. Ia segera menyerahkan dayung perahu itu.

                       “Terima  kasih, gajah,  kau  sudah  menolong  kami.  Sekarang  kami  harus
                  melanjutkan  perjalanan  kami  lagi, sampai  jumpa,” kata  kucing dan  anjing
                  sesaat sebelum mereka kembali mendayung perahu ke tengah danau. Sebelum
                  sampai di pulau itu, anjing mengendus keberadaan sarung ular milik Nome
                  dengan penciumannya yang tajam.

                       “Sarung ular milik Nome berada di pulau itu,” kata anjing sambil menunjuk
                  ke suatu pulau yang berada di tengah danau.
                       “Kalau begitu, ayo kita bergegas! Kita dayung perahu ini lebih cepat!”

                  kata kucing.
                       Hari hampir sore ketika kucing dan anjing sampai ke pulau yang mereka
                  tuju. Sebentar kemudian malam mulai turun ke bumi. Cahaya bulan dan sinar






                                                           42
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56