Page 54 - Cerita Nome
P. 54

Ia sudah bersiap-siap untuk menggigit salah satu bagian perahu. Sebelum

                  kucing sempat mencegahnya, bagian perahu yang berasal dari kerak nasi itu
                  telah dimakannya. Tiba-tiba saja perahu bergoncang dengan keras. Kucing
                  dan anjing hampir tercebur ke dalam danau akibat perahu mereka kehilangan
                  keseimbangan.
                       “Ini akibat yang terjadi karena kau menggigit bagian perahu ini,” kata

                  kucing.
                       “Apakah kita dapat sampai ke kampung dengan keadaan perahu seperti
                  ini? Apa yang harus kita lakukan sekarang?” kata anjing.

                       “Kita harus mengayuh perahu ini secepat-cepatnya!” kata kucing.
                       Kucing  dan  anjing  mengayuh  perahu  dengan  secepat-cepatnya.  Tidak
                  lama kemudian mereka sudah sampai di tepi danau. Mereka segera turun dari
                  perahu. Lalu, mereka pulang ke kampung untuk menemui Nome.
                       Nome begitu gembira melihat kedatangan kucing dan anjingnya. Kucing

                  dan  anjing  segera  menyerahkan  sarung  ular  yang  sudah  berhasil  mereka
                  dapatkan kepada Nome. Nome mengucapkan terima kasih kepada kucing dan
                  anjingnya. Setelah kucing dan anjing menceritakan pengalaman mereka

                  ketika  menuju  pulau,  sarung  ular  itu  segera  diambil  oleh  Nome.  Lalu,  ia
                  menyuruh kucing dan anjingnya untuk makan dan beristirahat.
                       Nome segera membakar sarung ular miliknya. Kemudian, keluarlah asap
                  dari sarung ular yang dibakar itu. Nome mengucapkan beberapa permintaan.
                  Cara untuk menggunakan sarung ular itu hanya diketahui oleh Nome. Oleh

                  karena itu, ketika pencuri sarung ular beberapa waktu yang lalu mengambil
                  sarung ular milik Nome, ia tidak mengetahui cara menggunakan sarung ular
                  itu.

                       Sebentar saja di hadapan Nome sudah berdiri istana yang megah, sawah
                  dan  kebun  yang  sangat  luas.  Selain  itu  juga  ada  perhiasan  yang  banyak.
                  Sekarang Nome sudah siap untuk melamar putri raja. Semua harta benda yang
                  diperlukan untuk melamar putri raja telah tersedia. Nome segera menemui
                  ibunya untuk melamar putri raja. Nome juga menyerahkan sebagian hartanya

                  kepada ibunya untuk melunasi utang-utang mereka.
                       “Ibu  akan  segera  membayar  utang-utang  kita,  Nome.  Utang  harus
                  segera dibayar supaya hidup kita nyaman dan tenang,” kata ibu Nome ketika

                  menerima harta yang diberikan Nome untuk membayar utang-utang mereka.


                                                          ***






                                                           45
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59