Page 55 - Cerita Nome
P. 55
7
NOME HIDUP BERBAHAGIA
Nome dan ibunya berangkat ke istana dengan membawa berbagai
perlengkapan yang diperlukan untuk melamar putri raja. Berbagai perhiasan
dan pakaian telah dibungkus dan dihias. Beberapa orang kampung ikut
serta bersama mereka. Raja dan permaisuri serta keluarga istana yang lain
menyambut kedatangan mereka. Mereka disambut dengan jamuan makan
yang istimewa.
Beberapa waktu kemudian pesta pernikahan Nome dan putri ketujuh
diadakan. Pesta tersebut sangat meriah. Semua penduduk dari berbagai
kampung diundang untuk menghadiri pesta tersebut. Setelah pesta
pernikahan usai, Nome membawa istrinya tinggal bersamanya. Nome
mengurus sawah dan kebunnya dengan baik. Suatu ketika ada beberapa
orang pemuda yang merupakan teman-teman Nome datang untuk menemui
Nome.
“Nome, sekarang kau sudah menjadi orang yang berhasil. Kami, teman-
temanmu ini belum memiliki pekerjaan. Bantulah kami agar kami dapat
bekerja!” kata teman-teman Nome.
“Sawah dan kebunku sangat luas. Aku tidak dapat mengurusnya sendiri.
Aku memerlukan bantuan kalian. Kalian dapat bekerja di sawah dan kebunku,”
kata Nome.
Selain mengajak teman-temannya untuk bekerja di kebunnya, Nome juga
mengajak pemuda-pemuda kampung lainnya yang belum memiliki pekerjaan
dan tidak memiliki sawah dan kebun sendiri untuk bekerja di sawah-sawah
dan kebun-kebunnya. Nome terus mempelajari cara bercocok tanam yang
dapat menghasilkan hasil pertanian yang berlimpah.
Sekarang Nome sudah berubah menjadi pemuda yang rajin. Meskipun
namanya tetap Nome, yang dilakukannya bukan hanya makan dan tidur saja.
Ia giat bekerja mengurus sawah dan kebunnya sehingga sawah dan kebunnya
semakin banyak. Semakin bertambah sawah dan kebun yang dimilikinya
semakin bertambah juga orang-orang yang diperlukan untuk mengurus
sawah dan kebun milik Nome. Oleh karena itu, sekarang di kampung Nome
46