Page 19 - Cerita Ana Halo
P. 19
satunya yang bertahan hidup. Sekarang pohon ini
sudah tumbuh besar dan berbuah lebat. Jadi, kita
bisa mencicipi buahnya,” jelas Moi mengenang
jasa ayahnya.
Mereka pun bergegas memunguti mangga
yang jatuh untuk dimakan. Mereka memetik buah
mangga yang hampir matang lalu memeramnya
di rumah untuk dijadikan bekal beberapa hari
ke depan. Mereka berharap minggu berikutnya
ketika mereka datang kembali, sudah banyak buah
yang masak. Mereka sudah merencanakan, kali
berikutnya mereka akan membawa wadah yang
besar untuk menampung mangga-mangga itu.
Sudah seminggu mereka melewati hari-hari
di rumah tanpa kelaparan lagi. Moi dan Peba
berusaha memakan mangga itu sedikit demi
sedikit. Moi terkadang sesekali menahan lapar.
Ia lebih mengutamakan adiknya. Ketika adiknya
sudah kenyang dan masih ada yang tersisa, ia
12
12