Page 22 - Cerita Ana Halo
P. 22
Setelah melalui perjalanan jauh dan
melelahkan, keduanya beristirahat sejenak di
sudut kebun, tepat sebelum masuk ke area kebun
yang luas. Begitu rasa letih hilang, Moi dan Peba
beranjak menuju pohon mangga. Sesampainya di
dekat pohon mangga, betapa terkejutnya mereka
karena mangga-mangga itu sudah tidak ada lagi.
Yang tersisa hanyalah buah mangga yang masih
muda dan kecil-kecil. Itu pun tidak seberapa
jumlahnya. Di bawah pohon mangga berserakan
biji mangga seperti baru saja dimakan orang.
Beberapa biji mangga itu memang sudah terlihat
kering, pertanda sudah dimakan beberapa hari
yang lalu, entah oleh siapa.
“Adik Peba, siapa yang petik buah mangga
ini? Bukankah orang-orang di kampung tidak
ada yang tahu kalau di kebun orang tua kita ini
ada sebatang pohon mangga yang tumbuh subur
15