Page 25 - Cerita Ana Halo
P. 25
Dengan kesal, Moi mencoba mengusir kera
tersebut.
“Husss huuussssss,” teriak Moi dengan hati-
hati karena takut si kera menyerang dirinya dan
Peba. Akan tetapi, si kera bergeming. Sedikit pun
si kera tidak merasa takut atau lari. Si kera tetap
di tempatnya sambil menikmati mangga yang
ada di tangannya, bahkan kera itu memetik lagi
dan lagi mangga yang masih ada di pohon. Kera
itu seolah-olah sengaja memanas-manasi kedua
kakak beradik itu.
Karena si kera tidak juga beranjak dari pohon
mangga itu, Moi tidak bisa menahan tangisnya.
“Aduh Saudara Kera, kau tega sekali mencuri
mangga milik kami, satu-satunya harapan saya
dan adik saya. Kami ini anak yatim piatu, ditinggal
mati bapak dan ibu kami. Kami berharap mangga
ini bisa mencukupi kebutuhan kami untuk sebulan
ke depan, tetapi ternyata Saudara Kera sudah
18
18