Page 27 - Cerita Ana Halo
P. 27
Sementara itu, si kera yang sudah tidak
berkata-kata lagi kembali asyik menyantap
mangga yang sedang dipegangnya. Kalimat yang
dilontarkannya tadi seakan sebagai isyarat.
Membiarkan Moi dan Peba untuk memahami
sendiri maksudnya.
Saat itu juga, kera turun ke dahan yang lebih
rendah dari tempat duduknya semula di dahan
yang lebih tinggi. Moi dan Peba semakin waspada.
Kedua kakak beradik itu berpikir jangan-jangan
kera itu mau menyerang mereka. Si kera kembali
turun ke dahan yang di bawahnya sehingga kurang
beberapa meter saja jarak dengan tempat Moi
dan Peba yang berdiri di bawah pohon. Keduanya
waspada menunggu reaksi lanjutan dari si kera.
Emosi Peba tampak memuncak, sedangkan Moi
terlihat lebih tenang menghadapi situasi ini.
Takut diserang lebih dahulu ditambah rasa kesal
bercampur marah karena mangganya dicuri kera
20
20