Page 29 - Cerita Ana Halo
P. 29

Melihat  itu  semua,  mereka  baru  menyadari

            dan  mengerti  apa  maksud  dari  ungkapan  yang

            diucapkan kera tadi kepada mereka.

                 Ketika melihat kembali bulir padi, jagung, jali,

            dan mentimun yang masih utuh, saat itu juga Moi

            menyampaikan idenya kepada Peba.

                 “Adik  Peba,  mari  kita  mulai  membuka

            lahan  untuk  berkebun.  Beberapa  minggu  lagi

            musim  hujan  akan  segera  tiba.  Lagi  pula,  kita

            sudah mendapatkan bibit padi, jagung, jali, dan

            mentimun yang sudah ada ini untuk kita tanam,”

            katanya.

                 “Baik, Kakak,” jawab Peba.

                 “Akan tetapi, bagaimana caranya? Kita tidak

            memiliki  parang  dan  pacul.  Kita  hanya  memiliki

            tofa  (alat  cabut  rumput)  dan  pisau.  Bagaimana

            caranya membuka lahan peninggalan ayah yang

            sangat luas ini?” lanjut Peba.







                                         22
                                         22
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34