Page 30 - Cerita Ana Halo
P. 30

“Begini, Adik Peba.  Kakak  punya  ide.  Yang

            tumbuh  rimbun  dalam  kebun  ini  hanya  rumput.

            Tidak  ada  pohon  tinggi yang  harus  dipotong

            dengan  parang.  Jadi, kita  sisir  menggunakan

            kayu yang panjang, sedangkan rumput yang agak

            besar kita potong menggunakan pisau atau tofa.

            Kita mulai dari batas kebun di empat sisi lalu kita

            dorong rumput itu ke tengah kebun kemudian kita

            bakar,” jelas Moi dengan terperinci.

                 “Akan  tetapi,  jangan  sampai  terlalu  dekat

            dengan pohon mangga yang ada di tengah kebun.

            Buah  dari  pohon  mangga  itu  telah  menolong

            kita  selama  beberapa  hari  ini,”  lanjut  Moi

            mengingatkan adiknya. Peba mengangguk tanda

            setuju.

                 Moi dan Peba melaksanakan rencana mereka

            tadi.  Dengan  segala  kemampuan  yang  mereka

            miliki, kedua kakak beradik itu tidak memedulikan

            sinar matahari yang cukup terik. Sejenak mereka





                                         23
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35