Page 34 - Cerita Ana Halo
P. 34

sangat kita butuhkan kayunya. Karena kalau kita

            seenaknya  menebang  apalagi  membabat  habis

            pohon-pohon yang ada di hutan ini, mata air yang

            ada di sebelah utara kebun kita akan kering.” Moi

            melanjutkan  nasihat  dari  ayahnya  dulu  dengan

            bercerita kepada Peba.

                 “Iya,  Kakak,” jawab  Peba.  Sementara  itu,

            pikirannya  mencoba  mengingat-ingat  kira-kira

            seperti apa bayangan wajah ayahnya.

                 Sisi utara kebun mereka memang berbatasan

            dengan  kali  kecil  dengan  sumber  mata  air  di

            dalamnya. Ayahnya sengaja membiarkan pohon-

            pohon  di sekitar  mata  air  itu  tumbuh  rindang

            dan tinggi agar persediaan airnya tidak menurun

            kala  musim  kemarau.  Dari  situlah  mereka  bisa

            mendapatkan air yang bersih untuk memasak bila

            sedang musim bekerja.

                 Sebagai       anak      sulung,      Moi     berusaha

            memberikan  contoh  dan  teladan  yang  baik  bagi





                                         27
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39