Page 46 - Cerita Ana Halo
P. 46
itu bukanlah jejak kaki orang dewasa, melainkan
jejak kaki anak kecil. Ia salut dengan kedua
anak tersebut. Sesampainya di kampung, ia
menceritakan apa yang dilihatnya di kebun tadi.
Berita tentang keadaan kebun Moi dan Peba,
si anak yatim piatu cepat tersiar di kampung
itu. Hal yang mengagetkan adalah orang-orang
di kampung itu baru mulai menanam, bahkan
ada beberapa orang yang baru membuka lahan,
sedangkan tanaman milik si anak yatim piatu
sudah setinggi orang dewasa. Ini berarti sebelum
musim angin tiba, tanaman di kebun Moi dan Peba
sudah bisa dipanen.
Semua orang di kampung merasa kagum
dengan Moi dan Peba, si anak yatim piatu.
“Pantas Moi dan Peba selama ini menghilang
dari kampung, ternyata mereka di kebun,” kata
seorang ibu.
39