Page 47 - Cerita Ana Halo
P. 47
“Mereka masih kecil, tetapi sudah mampu
mengolah lahan peninggalan orang tuanya,”
kata yang lain. “Tanamannya pun sangat subur,”
lanjut ibu itu.
“Berarti anak-anak itu lebih memahami
perubahan musim daripada kita,” timpal seorang
bapak. Ia merujuk tanaman di kebun mereka yang
baru ditanam.
Beberapa minggu kemudian, musim panen
pun tiba. Moi dan Peba bahagia melihat bulir-
bulir padi yang padat menguning, demikian juga
dengan tanaman jagungnya. Pohon jali menjulang
dengan tingginya. Bulirnya menggelantung
seperti siap dipanen. Tanaman jali memang lebih
tinggi dari tanaman lainnya dan usianya sedikit
lebih panjang daripada jagung dan padi. Mereka
membayangkan hasil panennya akan berlimpah.
Moi berkata kepada Peba, “Adikku Peba,
bagaimana kalau kita panggil orang-orang di
40
40