Page 49 - Cerita Ana Halo
P. 49
membalas dengan cara seperti ini,” tanggap
Peba.
Moi senang mendengar perkataan adiknya.
Ia merasa bangga adiknya memiliki kepekaan
sosial seperti ayahnya dulu. Tidak sia-sia juga ia
membimbing adiknya selama ini.
“Kalau begitu besok kita pulang ke kampung
dulu, Adik Peba. Kita berdua menghadap kepala
kampung untuk memberitahukan rencana kita.
Biarlah beliau yang menyampaikan ke warga
untuk membantu kita nanti,” tambah Moi.
“Baiklah, Kak,” jawab Peba.
Kedatangan Moi dan Peba disambut
gembira oleh kepala kampung. Ia sangat senang
melihat keduanya masih hidup. Apalagi setelah
mendengar kabar kalau mereka membuka kebun
milik ayahnya yang kini siap dipanen. Tawaran
Moi dan Peba mengajak warga kampung untuk
membantu mereka memanen hasil kebun yang
42
42