Page 14 - Cerita Asal-Usul Nama Kampung Uka-Uka
P. 14

“Terima kasih, Ding. Nanti lepas tengah hari
            aku akan pulang. Hari ini tidak banyak juga yang

            harus dikerjakan di kebun,” kata Ning Mundul.

                Setelah  istrinya  selesai  mempersiapkan

            peralatan,  Ning  Mundul  membawa  bekal  dan

            alat-alat bertani. Kemudian ia pamit dan segera
            menuju ke kebunnya.

                “Hati-hati  di  jalan,  Ka!”  seru  istri  Ning

            Mundul kepada suaminya  seraya tersenyum.
            Ia berdiri di depan pintu rumah, mengantarkan

            kepergian Ning Mundul.

                Istri Ning Mundul memiliki paras yang sangat

            elok dan murah senyum. Ia berkulit kuning

            langsat, berambut panjang bergelombang, dan
            lembut tutur bicaranya. Tidak ada perempuan

            lain     yang      menandingi         apalagi      melebihi

            kecantikan istri Ning Mundul. Meskipun
            dianugerahi  kecantikan,  tidak  menjadikan

            istri Ning Mundul sombong atau tinggi hati. Ia

            tetap bersahaja dan rendah hati kepada siapa

            saja sehingga warga kampung pun tidak hanya






                                                                        5
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19