Page 42 - Cerita Asal-Usul Nama Kampung Uka-Uka
P. 42
biasa, padahal penampilannya tidak tampak
seperti orang berilmu,” gumam Kapten di dalam
hati sambil memperhatikan penampilan Ning
Mundul.
“Bagaimana, Kapten? Apa kau masih ingin
bertanding denganku?” tanya Ning Mundul.
“Tentu saja aku masih ingin mengalahkan-
mu,” jawab Kapten perompak.
Ning Mundul kembali menawarkan satu
pertandingan, yakni adu kekuatan dan
ketangkasan memotong bambu kecil. Bambu
kecil itu biasa disebut dengan tamiang.
“Baiklah, kali ini pertandingan yang terakhir.
Kita bertanding menebas tamiang ini,” ujar
Ning Mundul.
Ning Mundul mengambil beberapa kebat
tamiang, kira-kira sebesar satu depa orang
dewasa. Jadi, cukup besar ikatannya. Tamiang
yang telah disatukan itu didirikan dan harus
terpotong dengan satu kali tebasan hingga
putus. Ning Mundul dan kepala perompak
33