Page 43 - Cerita Asal-Usul Nama Kampung Uka-Uka
P. 43

sepakat bahwa mereka boleh  menggunakan
            senjatanya masing-masing.

                “Silakan tebas tamiang ini hingga terputus.

            Kalau  bisa  cukup  dengan  sekali  tebas  saja.

            Apakah  kau ingin menggunakan  senjatamu

            sendiri?” tanya Ning Mundul.
                “Ya, tentu. Aku akan memakai senjataku

            sendiri. Ini senjata pusaka yang selalu kubawa

            ke mana saja. Kau juga boleh memilih senjata
            yang hendak kau pakai,” kata Kapten Perompak

            menunjukkan parang miliknya.

                Kapten  perompak  mendapat  kesempatan

            pertama  untuk  menebas  tamiang  itu.  Ia

            menghunus  senjatanya  dan  mengangkatnya
            ke  udara,  siap  untuk  diayunkan  ke  arah

            tamiang  yang  ada  di  depannya.  Meskipun

            senjata pusaka yang digunakan sangat tajam,
            ternyata ia gagal memotong tamiang itu hanya

            dengan  sekali  tebas.  Tamiang  itu  sama  sekali

            tidak roboh. Ia tidak percaya senjata miliknya

            seakan menjadi tumpul. Padahal selama ini ia






            34
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48