Page 44 - Cerita Asal-Usul Nama Kampung Uka-Uka
P. 44

selalu membanggakan senjatanya itu. Ia yakin
            bahwa tidak ada satu pun senjata lain yang bisa

            mengungguli kehebatan senjata miliknya.

                Kapten perompak penasaran, mengapa hal

            itu  bisa  terjadi?  Ia  marah  bercampur  malu.

            Berulang-ulang  ia ayunkan senjatanya menebas
            tamiang itu. Setelah beberapa kali menebas,

            barulah  ia  berhasil  memotongnya.  Tampak

            wajahnya kelelahan dan tangannya gemetar.
            Kepalanya tertunduk.

                “Aku kalah! Aku sudah kalah!” gumam

            Kapten Perompak semakin menunduk.

                Berikutnya giliran Ning Mundul yang

            menggunakan mandau (senjata khas masyarakat
            Kalimantan).  Seikat  tamiang  sudah  disiapkan

            lagi.  Ning  Mundul  menghunus  mandaunya

            lalu dengan secepat kilat menebaskannya  ke
            arah tamiang yang dalam posisi tegak. Semua

            penonton merasa tegang menyaksikan aksi

            Ning  Mundul.  Seperti  sebelumnya,  tamiang

            yang  ditebas  Ning  Mundul  juga  tampak  tidak






                                                                       35
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49